KEINDAHAN SASTRA AL-QUR’AN: Kesesuaian antara Musikalitas Wazan ‘Arudl dan Qafiyah dalam Syi’ir Arab dengan Musikalitas Ayat-ayat al-Qur’an – Prof. Dr. H. Mas’an Hamid, M. Pd.

KEINDAHAN SASTRA AL-QUR’AN: Kesesuaian antara Musikalitas Wazan ‘Arudl dan Qafiyah dalam Syi’ir Arab dengan Musikalitas Ayat-ayat al-Qur’an – Prof. Dr. H. Mas’an Hamid, M. Pd.

Rp135.000

+ Free Shipping
Category:
Al-Qur\'an adalah kitab suci umat Islam yang menggunakan bahasa Arab dialek suku Quraisy. Secara tekstual, bahwa susunan atau rangkaian ayat-ayat al-Qur\'an apabila dipadukan dengan musikalitas puisi atau syi\'ir Arab, maka keduanya terdapat kesesuaian, terutama kesesuaian dalam lima unsur puisi, yaitu: Kalimat, Irama, Sajak, Imaginasi dan Kesengajaan. Sebagaimana uraian berikut: Pertama  : Unsur Kalimat (Kalam). Dalam rangkaian ayat-ayat al-Qur\'an terdapat penggunaan kata pilihan yang bersifat konotatif dan juga kata yang bersifat denotatif. Oleh karena itu, untuk memahaminya diperlukan kepekaan daya emosi yang tinggi bagi pembacanya. Kedua    :  Unsur Irama (Bahar). Dalam al-Qur\'an ditemukan 40 ayat yang dapat dibaca (di-taqti’) menurut 16 irama Arudl, yaitu: Bahar Thawil, Madid, Basit, Wafir, Kamil, Hazaj, Ramal, Sari’, Munsarih, Khafif, Mudlara’, Muqtadlab, Mujtats, Mutaqarab dan Mutadarak. Ketiga    :  Unsur Sajak (Qafiyah). Al-Qur\'an terdiri atas 114 surat, tiap-tiap surat menggunakan aturan qafiyah, sebagaimana aturan qafiyah yang berlaku pada syi\'ir Arab, yaitu meliputi:
  1. Empat kata, yaitu: sebagian kata, satu kata, satu setengah kata dan dua kata.
  2. Enam huruf, yaitu: Rawi, Washal, Ridif, Ta’sis dan Dakhil.
  3. Enam harakat, yaitu: Mujra, Nafadz, Hadzwu, Isyba’, Rass dan Taujih.
  4. Dua macam qafiyah, yaitu; Muthlaqah dan Mujarradah.
  5. Enam ‘aib qafiyah, yaitu: Ita’, Tadlmin, Ishraf, Ikhfa’, Ijazah dan Sinad.
  6. Lima nama qafiyah, yaitu: Mutakawis, Mutarakib, Mutadarik, Mutawatir dan Mutaradif.
Keempat :  Unsur Imaginasi (Khayal). Unsur ini tampak dalam beberapa ayat al-Qur\'an antara lain: Surat al-Kahfi, ayat 109; Surat Luqman, ayat 27; Surat al-A’raf, ayat 96; Surat al-Fathir, ayat 37; Surat al-Naba’, ayat 40. Semua kalimat pengandaian pada ayat-ayat tersebut dapat dikategorikan sebagai ungkapan yang bersifat imaginatif (khayali). Dikatakan imaginatif apabila suatu kemungkinan itu terjadi karena ada dukungan berupa obyek dan piranti, meskipun hal itu sulit untuk dilakukan. Demikian pula dikatakan khayali, karena tidak bersifat realistik atau tidak nyata dan tidak bisa disentuh dengan indera manusia, terutama kisah-kisah dalam al-Qur’an yang tidak menyebutkan waktu dan tempat kejadian. Kelima    :  Unsur Kesengajaan (Qashad). Dalam al-Qur\'an terdapat musikalitas yang berupa perimbangan kalimat (kesamaan jumlah kata dalam setiap baris ayat), persajakan (kesamaan bunyi di akhir kata pada masing-masing ayat), dan pengulangan bunyi serta pergantian nada. Hal ini tampak pada surat al-Mu’minun, ayat 1-5; Surat al-Ikhlas, ayat 1-4; Surat al-Infithar, ayat 1-5; Surat al-Fajr, ayat 4-6; Surat al-‘Adiyat, ayat 1-11. Keberadaan musikalitas syi’ir Arab tersebut dimaksudkan agar susunan ayat-ayat al-Qur’an enak dibaca, didengar, dirasakan, dipahami dan mudah dihafal.

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “KEINDAHAN SASTRA AL-QUR’AN: Kesesuaian antara Musikalitas Wazan ‘Arudl dan Qafiyah dalam Syi’ir Arab dengan Musikalitas Ayat-ayat al-Qur’an – Prof. Dr. H. Mas’an Hamid, M. Pd.”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *